my text

GOD never complicate his servant. That’s as Amplifier or Reminder. If your patient you Strong, if you lost you have to Remember..

Rabu, 22 Mei 2013

dosa besar jika muslim pergi ke dukun

Hukuman Bagi Pelanggan Para Dukun


Allah Ta’ala berfirman:
قُل لاَّ يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللَّهُ
“Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah.” (QS. An-Naml: 65)
Dari sebagian para isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
“Barangsiapa yang mendatangi dukun lalu dia bertanya kepadanya tentang suatu hal, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh malam.” (HR. Muslim no. 2230)

Dari Abu Hurairah dan Al Hasan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau peramal kemudian membenarkan apa yang dia katakan, maka dia telah kafir terhadap apa (Al-Qur`an) yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.” (HR. Ahmad no. 9171)
Dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha dia berkata;

سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَاسٌ عَنْ الْكُهَّانِ فَقَالَ لَيْسَ بِشَيْءٍ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُمْ يُحَدِّثُونَا أَحْيَانًا بِشَيْءٍ فَيَكُونُ حَقًّا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تِلْكَ الْكَلِمَةُ مِنْ الْحَقِّ يَخْطَفُهَا مِنْ الْجِنِّيِّ فَيَقُرُّهَا فِي أُذُنِ وَلِيِّهِ فَيَخْلِطُونَ مَعَهَا مِائَةَ كَذْبَةٍ
“Beberapa orang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai dukun-dukun, lalu beliau menjawab: “Mereka (para dukun) bukanlah apa-apa.” Mereka berkata: “Wahai Rasulullah! Terkadang apa yang mereka ceritakan adalah benar.” 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perkataan yang nyata (benar) itu adalah perkataan yang dicuri oleh jin, kemudian dia membisikkannya ke telinga walinya (dukun) lalu mereka mencampuradukkan bersama kebenaran itu dengan seratus kedustaan.” (HR. Al-Bukhari no. 5762 dan Muslim no. 2228)

Penjelasan ringkas:
Syaikhul Islam Ibnu Taimiah -rahimahullah- berkata, “Al-arraf (dukun) adalah nama bagi al-kahin (peramal), munajjim (ahli nujum), ar-rammal (tukang tenung), dan semisalnya mereka dari orang-orang yang berbicara dalam masalah ghaib dengan metode-metode semacam itu.” (Kitab Tauhid, Bab: Keterangan Tentang Dukun dan Semisal Mereka)

Maka ini adalah keterangan dari Ibnu Taimiah bahwa semua orang yang mengklaim mengetahui perkara ghaib maka dia adalah dukun. Karenanya walaupun gelarnya dirubah menjadi ustadz, atau kyai, atau para normal (yang sebenarnya orangnya tidak normal), orang pintar (padahal orang bodoh), magician, ki, madam, atau gelar-gelar lainnya, maka dia tetaplah seorang dukun yang berlaku padanya hukum-hukum selama dia mengaku mengetahui perkara ghaib.
 Karena hakikat dan hukum tidak akan berubah dengan berubahnya nama, yakni: Selama hakikat dari sesuatu itu sama maka hukumnya juga sama walaupun namanya berbeda.
Maka perkara ghaib merupakan hak Allah Ta’ala semata, tidak ada satu makhluk pun yang mengetahuinya baik dari kalangan malaikat maupun para Nabi.

 Karenanya barangsiapa yang mengaku mengetahuinya maka dia adalah dukun walaupun sesekali dia berkata benar. Al-Qur`an telah menegaskan bahwa tidak ada yang mengetahui perkara ghaib kecuali Allah, karenanya barangsiapa yang mengklaimnya atau meyakini ada makhluk yang mengetahui perkara ghaib maka sungguh dia telah kafir karena telah mendustakan Al-Qur`an, dan itu menyebabkan dirinya keluar dari agama Islam, wal ‘iyadzu billah. Sisi kekafiran dukun yang lain adalah karena dia menggunakan bantuan jin dalam mencuri berita dari langit, dan tentunya jin tidak akan membantunya kecuali setelah dia kafir atau musyrik, misalnya dia harus menyembelih untuk selain Allah, meninggalkan shalat, menghinakan mushaf, dan semacamnya.

Ini hukum bagi dukunnya, adapun bagi langganannya maka jika dia bertanya tapi tidak membenarkannya maka shalatnya tidak diterima selama 40 malam.
Tapi jika dia mempercayai dan membenarkan ucapan dukun maka dia juga kafir sebagaimana kafirnya dukun tersebut.

Jika ada yang bertanya: Bukankah terkadang ramalan mereka benar? Maka Nabi -alaihishshalatu wassalam- telah menjawabnya sebagaimana di atas, bahwa ramalan mereka asalnya adalah kalimat yang benar tapi ditambahkan oleh jin-jin dengan 100 kedustaan. Karenanya perbandingan benar dan salahnya adalah 1 banding 99, tapi ironisnya para langganan hanya memperhitungkan kalau dukun itu pernah benar dan sama sekali tidak memperhitungkan sudah sangat banyaknya kesalahan mereka.

Jadi, kita tidak boleh bertanya kepada mereka bukan hanya karena kebanyakan kabar mereka adalah dusta, tapi kita tidak boleh bertanya karena dilarang oleh syariat, terserah kabar mereka benar atau salah.
Tambahan keterangan:
  1. Maksud ‘tidak diterima shalatnya selama 40 malam’ adalah bahwa shalatnya selama 40 hari syah sehingga dia tidak perlu mengulangnya, hanya saja pahala shalatnya selama 40 malam itu terhapus dengan dosa dia bertanya kepada dukun. Jadi ketika shalatnya tidak diterima bukan berarti dia tidak perlu shalat, karena itu hanya akan menambah dosanya. Jadi saking besarnya dosa sekedar bertanya kepada dukun sampai dosanya seimbang dengan pahala 40 hari shalat.
  2. Bertanya kepada dukun sama saja hukumnya baik dia yang mendatangi dukun maupun dukun yang datang ke tempatnya. Karenanya termasuk bertanya kepada dukun adalah membaca ramalan nasib (shio dan zodiak) dan atau mendengarnya melalui radio atau menyaksikan ramalan melaui TV, semuanya masuk dalam kategori bertanya kepada dukun dan shalatnya tidak akan diterima selama 40 hari. Demikian diterangkan oleh Asy-Syaikh Saleh Alu Asy-Syaikh dalam syarah beliau terhadap kitab At-Tauhid.
  3. Hukum bertanya kepada dukun:
    1. Jika dia bertanya (membaca atau menonton) hanya sekedar ingin tahu atau hanya iseng-iseng atau penasaran tapi dia tidak membenarkan ramalannya maka shalatnya tidak akan diterima selama 40 malam.
    2. Jika dia melakukannya karena mempercayai ramalannya maka dia telah kafir.
    3. Jika dia melakukannya untuk mengungkap kedustaan dan kebatilan dukun, maka itu termasuk jihad dan nahi mungkar selama dia yakin bisa membuktikannya. Sebagaimana yang Nabi -alaihishshalatu wassalam- lakukan tatkala beliau bertanya masalah ghaib kepada Ibnu Shayyad guna mengetahui hakikat keadaan dirinya, dan akhirnya Nampak bagi beliau bahwa dia hanyalah seorang dukun.





    sumber:// http://al-atsariyyah.com/hukuman-bagi-pelanggan-para-dukun.html

Ribuan Malaikat Mendoakan Orang Yang Sabar Menghadapi Caci Maki.............

Ribuan Malaikat Mendoakan Orang Yang Sabar Menghadapi Caci Maki:






Suatu hari, Rasulullah SAW bertamu ke rumah Abu Bakar Ash-Shidiq. Ketika bercengkrama dengan Rasulullah, tiba-tiba datang seorang Arab Badui menemui Abu Bakar dan langsung mencela Abu Bakar. Makian, kata-kata kotor keluar dari mulut orang itu. Namun, Abu Bakar tidak menghiraukannya . Ia melanjutkan perbincangan dengan Rasulullah. Melihat hal ini, Rasulullah tersenyum.

Kemudian, orang Arab Badui itu kembali memaki Abu Bakar. Kali ini, makian dan hinaannya lebih kasar. Namun, dengan keimanan yang kokoh serta kesabarannya, Abu Bakar tetap membiarkan orang tersebut. Rasulullah kembali memberikan senyum.

Semakin marahlah orang Arab Badui tersebut. Untuk ketiga kalinya, ia mencerca Abu Bakar dengan makian yang lebih menyakitkan. Kali ini, selaku manusia biasa yang memiliki hawa nafsu, Abu Bakar tidak dapat menahan amarahnya. Dibalasnya makian orang Arab Badui tersebut dengan makian pula. Terjadilah perang mulut. Seketika itu, Rasulullah beranjak dari tempat duduknya. Ia meninggalkan Abu Bakar tanpa mengucapkan salam.

Melihat hal ini, selaku tuan rumah, Abu Bakar tersadar dan menjadi bingung. Dikejarnya Rasulullah yang sudah sampai halaman rumah. Kemudian Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, janganlah Anda biarkan aku dalam kebingungan yang sangat. Jika aku berbuat kesalahan, jelaskan kesalahanku!”

Rasulullah menjawab, “Sewaktu ada seorang Arab Badui datang dengan membawa kemarahan serta fitnaan lalu mencelamu, kulihat tenang, diam dan engkau tidak membalas, aku bangga melihat engkau orang yang kuat mengahadapi tantangan, menghadapi fitnah, kuat menghadapi cacian, dan aku tersenyum karena ribuan malaikat di sekelilingmu mendoakan dan memohonkan ampun kepadamu, kepada Allah SWT.”

Begitu pun yang kedua kali, ketika ia mencelamu dan engkau tetap membiarkannya, maka para malaikat semakin bertambah banyak jumlahnya. Oleh sebab itu, aku tersenyum. Namun, ketika kali ketiga ia mencelamu dan engkau menanggapinya, dan engkau membalasnya, maka seluruh malaikat pergi meninggalkanmu.

Hadirlah iblis di sisimu. Oleh karena itu, aku tidak ingin berdekatan dengan kamu aku tidak ingin berdekatan dengannya, dan aku tidak memberikan salam kepadanya.

Setelah itu menangislah abu bakar ketika diberitahu tentang rahasia kesabaran bahwa itu adalah kemuliaan yang terselubung.








sumber://http://www.kaskus.co.id/thread/51691251532acf784b000017/quotribuan-malaikat-mendoakan-orang-yang-sabar-menghadapi-caci-makiquot

keutamaan sholat subuh....

Saudaraku muslim, di antara keutamaan sholat Subuh adalah Allah SWT telah menjadikannya sebagai suatu syahadah (kesaksian, bukti), khususnya bagi orang yang konsisten menjaganya.

 Karena, sholat Subuh disaksikan oleh para malaikat yang mulia, selain para malaikat yang turut menyaksikan sholat sholat lainnya , yaitu sholat Subuh dan Ashar.

Rasulullah SAW bersabda :
Malaikat malaikat siang bergantian mendampingi kalian dengan malaikat malaikat malam, dan mereka berkumpul pada waktu sholat Subuh dan Ashar. Setelah itu, malaikat yang semalaman menjaga kalian naik ke langit, lalu Allah bertanya kepada mereka – dan Dia lebih tahu tentang mereka-, “Bagaimana kalian tinggalkan hamba hamba Ku?”
 Mereka menjawab,
 “ Kami meninggalkan mereka dalam keadaan sholat, dan kami datang kepada mereka ketika mereka sholat” (HR Bukhari)

Qodhi bin Iyadh ra berkata, Hikmah mengapa mereka berkumpul pada sholat Subuh dan Ashar, karena itu termasuk kelembutan dan permuliaan Allah SWT terhadap hamba hambaNya, dengan menjadikan para malaikatNya berada dalam kondisi para hamba sedang beribadah  , sehingga kesaksian malaikat untuk mereka menjadi kesaksian terbaik.

Al Hafizh Ibnu Hajar ra berkata, “ Hikmah mengapa Allah SWT bertanya kepada malaikat, padahal Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, adalah meminta kesaksian mereka tentang anak Adam bahwa mereka berbuat baik.

Tidakkah anda melihat, bagaimana Allah mengagungkan orang orang yang konsisten memelihara sholat Subuh dan Ashar di hadapan para MalaikatNya, dan Allah menjawab pertanyaan mereka tentang mengapakah manusia diciptakan dengan kesaksian para malaikat sendiri terhadap makhluk yang bernama manusia itu ? “

Kami tinggalkan mereka dalam keadaan mereka sholat, dan kami datang kepada mereka dalam keadaan mereka sholat”, begitulah kesaksian malaikat.

Manusia hari ini, rela mengorbankan apapun demi memperoleh syahadah (Sertifikat, ijazah) berisikan nilai, yang dibubuhi tanda tangan seorang pemimpin besar. Mereka memajang sertifikat itu dan meletakkan pada bingkai paling besar dan menempatkannya dalam ruangan rumah atau kantor kerja yang paling terlihat.

Mereka memajangnya untuk menunjukkan betapa dirinya adalah ahli dan

professional dalam bekerja.
Adapun untuk mendapatkan syahadah (kesaksian) dari Dzat yang segala sesuatu sudah ada nilai di sisiNya, dan timbanganNya berlaku walaupun untuk sebiji dzarroh,  

maka kami hanya bisa katakan, Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un, menyedihkan sekali!” Banyak orang tidak ada semangat, tidak ada yang mencarinya selain beberapa gelintir hamba Allah yang beriman.

 Pada pandangan kami, mereka adalah yang keluar rumah pada waktu hari masih gelap untuk melaksanakan sholat Subuh, setiap malam bagi mereka adalah malam Lailatul Qadr,  maka Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang orang seperti ini.









sumber:// http://www.eramuslim.com/shalat/sholat-subuh-berjamaah-adalah-bukti-suatu-ijazah-dari-allah.htm#.UZxIns6EWbk

Rabu, 15 Mei 2013

Jika seorang wanita muslimah memakai hijab (jilbab),

Jika seorang wanita muslimah memakai hijab (jilbab), secara tidak langsung ia berkata kepada semua kaum laki-laki “Tundukkanlah pandanganmu, aku bukan milikmu serta kamu juga bukan milikku, tetapi saya hanya milik orang yang dihalalkan Allah bagiku. Aku orang yang merdeka dan tidak terikat dengan siapa pun dan aku tidak tertarik kepada siapa pun, karena saya jauh lebih tinggi dan terhormat dibanding mereka yang sengaja mengumbar auratnya supaya dinikmati oleh banyak orang.”



Wanita yang bertabarruj atau pamer aurat dan menampakkan keindahan tubuh di depan kaum laki-laki lain, akan mengundang perhatian laki-laki hidung belang dan serigala berbulu domba. Secara tidak langsung ia berkata, “Silahkan anda menikmati keindahan tubuhku dan kecantikan wajahku. Adakah orang yang mau mendekatiku? Adakah orang yang mau memandangiku? Adakah orang yang mau memberi senyuman kepadaku? Atau manakah orang yang berseloroh “Aduhai betapa cantiknya?”


Mereka berebut menikmati keindahan tubuhnya dan kecantikan wajahnya, sehingga membuat laki-laki terfitnah, maka jadilah ia sasaran empuk laki-laki penggoda dan suka mempermainkan wanita.


Manakah di antara dua wanita di atas yang lebih merdeka? Jelas, wanita yang berhijab secara sempurna akan memaksa setiap laki-laki yang melihat menundukkan pandangan dan bersikap hormat. Mereka juga menyimpulkan, bahwa dia adalah wanita merdeka, bebas dan sejati, sebagaimana firman Allah Subhannahu wa Ta’ala ,
“Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.” (Al-Ahzab :59).



Wanita yang menampakkan aurat dan keindahan tubuh serta paras kecantikannya, laksana pengemis yang merengek-rengek untuk dikasihani. Hal itu jelas mengundang perhatian laki-laki yang hobi menggoda dan mempermainkan kaum wanita, sehingga mereka menjadi mangsa laki-laki bejat dan rusak tersebut. Dia ibarat binatang buruan yang datang sendiri ke perangkap sang pemburu. Akhirnya, ia menjadi wanita yang terhina, terbuang, tersisih dan kehilangan harga diri serta kesucian. Dan dia telah menjerumuskan dirinya dalam kehancuran dan malapetaka hidup.


==================================================


Syarat-Syarat Hijab (pakaian islami bagi wanita):


Pertama;

Hendaknya menutup seluruh tubuh dan tidak menampakkan anggota tubuh sedikit pun, selain yang dikecualikan karena Allah berfirman, “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali yang biasa nampak.” (An-Nuur: 31)

Dan juga firman Allah Subhannahu wa Ta’ala,“Wahai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (Al Ahzab :59).



Ke dua;

Hendaknya hijab tidak menarik perhatian pandangan laki-laki bukan mahram. Agar hijab tidak memancing pandangan kaum laki-laki, maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:


Hendaknya hijab terbuat dari kain yang tebal, tidak menampakkan warna kulit tubuh (transParan).


Hendaknya hijab tersebut longgar dan tidak menampakkan bentuk anggota tubuh.

Hendaknya hijab tersebut tidak berwarna-warni dan tidak bermotif.


Hijab bukan merupakan pakaian kebanggaan dan kesombongan karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda,“Barangsiapa yang mengenakan pakaian kesombongan (kebanggaan) di dunia maka Allah akan mengenakan pakaian kehinaan nanti pada hari kiamat kemudian dibakar dengan Neraka.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah, dan hadits ini hasan).


Hendaknya hijab tersebut tidak diberi parfum atau wewangian berdasar-kan hadits dari Abu Musa Al-Asy’ary, dia berkata, Bahwa Rasulullah bersabda,“Siapa pun wanita yang mengenakan wewangian, lalu melewati segolongan orang agar mereka mencium baunya, maka ia adalah wanita pezina” (H.R Abu Daud, Nasa’i dan Tirmidzi, dan hadits ini Hasan)



Ke tiga; Hendaknya pakaian atau hijab yang dikenakan tidak menyerupai pakaian laki-laki atau pakaian kaum wanita kafir, karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda,“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)

Dan Rasulullah mengutuk seorang laki-laki yang mengenakan pakaian wanita dan mengutuk seorang wanita yang mengenakan pakaian laki-laki. (H.R. Abu Dawud an-Nasa’i dan Ibnu Majah, dan hadits ini sahih).



Catatan : Menutup wajah menurut syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani di dalam kitabnya Jilbab al-Mar’ah al-Muslimah Fil Kitab Was Sunnah, adalah sunnah, akan tetapi yang memakainya mendapat keutamaan.
Semoga tulisan ini memberi manfaat bagi seluruh kaum muslimin, terutama para wanita muslimah agar lebih mantap/teguh dalam menjaga hijab mereka.





dikutip dari tulisan : Ummu Ahmad Rifqi

Rabu, 08 Mei 2013

Rezeki Itu Datang Mencari Seseorang



Banyak manusia merasa khawatir dalam mencari rezeki karunia Allah Swt.

Bahkan tidak sedikit dari mereka yang rela menggadai diri dan menghinakan martabat. Kondisi dunia modern yang sarat persaingan dan pergulatan menuntut mereka untuk lebih berjibaku dalam mencari nafkah berupa karunia Tuhan.

 Betapa banyak setiap pagi hari di belahan bumi manapun didapati wajah-wajah penuh ketegangan dan kepanikan yang memancarkan rona khawatir dalam mengais rezeki di pagi hari.

 Seolah mereka tiada memiliki Tuhan yang Maha Kaya Yang Mampu menjamin rezeki setiap hambaNya. Dialah Allah, Ar Razzaq Sang Pemberi Rezeki.

Hal yang sering luput dari diri manusia zaman modern ini adalah keimanan dan keyakinan bahwa Allah Swt telah menjamin rezeki dan nafkah setiap hambaNya.

Karena keyakinan ini semakin memudar, maka setiap individu bergulat dan berkutat dalam kehidupan dunia demi memenuhi kebutuhan hidup belaka.

Dalam kitab Mirqaat al Mafatiih terdapat kutipan pernyataan Al Qusyairi yang mengatakan, ““Seseorang yang mengetahui bahwa Allah itu adalah Sang Pemberi Rezeki, berarti ia telah menyandarkan tujuan kepadaNya dan mendekatkan diri dengan terus bertawakal kepadaNya.”

Pernyataan Al Qusyairi ini penting untuk diyakini bahwa memang kunci mendapatkan rezeki adalah dengan mendatangi Sang Pemilik rezeki yaitu Ar Razzaq! Sebab dengan mendatanginya maka segala kebutuhan akan terpenuhi.

Apakah kita belum pernah mendengar hadits yang amat masyhur ini:
Hai manusia, jika dari generasi pertama sampai terakhir, baik jin dan manusia berkumpul dalam satu tempat untuk meminta kepadaKu, lalu masing-masing orang meminta untuk dipenuhi kebutuhannya, niscaya hal tersebut tidak mengurangi sedikit pun dari kekuasaanKu, kecuali hanya seperti jarum yang dicelupkan di laut. HR. Muslim

Ini semua bukanlah demi menafikan sebuah ikhtiar mencari nafkah atau bekerja. Tetap saja bekerja adalah sebuah prasyarat mulia untuk mendapatkan nafkah, dan para nabi manusia terhormatpun tetap melakukannya. Namun tekanan yang terpenting dalam mencari rezeki dan nafkah adalah ketaatan kepada Allah Sang Pemberi rezeki.

Dalam kitab Shahih Al Jami’ disebutkan sebuah hadits dari Rasulullah Saw yang berbunyi, “Sesungguhnya malaikat Jibril menghembuskan ke dalam hatiku bahwasanya jiwa hanya akan mati sampai tiba masanya dan memperoleh rezekinya,

maka bertakwalah kepada Allah, carilah nafkah yang baik, jangan bermalas-malasan dalam mencari rezeki, terlebih mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah karena sesungguhnya Allah tidak akan memberikan apa yang dicarinya kecuali dengan taat kepadaNya.”

Sebab itu usahlah panik dalam mencari karunia Allah Swt berupa rezeki. Yakinilah bahwa rezeki itu datang, bahkan kedatangannya menghampiri diri kita begitu cepat.
“Sesungguhnya rezeki itu akan mecari seseorang dan bergerak lebih cepat daripada ajalnya.” HR. Thabrani


 sumber:http://www.eramuslim.com/hikmah/tafakur/rezeki-itu-datang-mencari-seseorang.htm#.UYoXU9eEWbk

Senin, 06 Mei 2013

mencari hidayah

Hidayah....
tak ada yang tahu bila ianya akan berlaku pada diri seorang Hamba, bagiku, hidayah tidak serta merta di berikan Allah swt kepada HambaNya, namun melalui usaha dan kerja keras melewati puluhan, ribuan bahkan jutaan godaan dan cabaran hidup yang diberikan Alloh swt kepada seluruh ummat manusia. jika ia mampu melewatinya maka janji Alloh swt terhadap perjuangan panjangnya akan segera nyata,


Firman Alloh swt  dalam Surah Al-Ankabut : (29 ayat 2-3):


"Apakah menusia mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan : “kami telah beriman” sedang mereka tidak diuji lagi ? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum mereka dan benar- benar Allah mangetahui orang-orang yang benar dan
 mengetahui pula orang- orang yang dusta."


....namun jika manusia malah terperosok makin jauh dari Tuhannya, maka Syaitonlah yang berkuasa atas dirinya... yang memang telah berjanji hingga hari akhir nanti untuk menyesatkan ummat manusia. Janjinya secara jelas temaktub dalam Al-Qur'an Surah Al-A'raf :16-17
"iblis menjawab : "karena Engkau (Allah swt) telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari Jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka yang bersyukur (taat)."
Astagfirullah...
itulah janji iblis / syaiton yang benar-benar akan terus menggoda dan menjerumuskan manusia agar tidak taat kepada Allah swt.
Kembali kepada fokus - HIDAYAH. hidayah itu jangan ditunggu, namun hidayah itu sepatutnya di jemput!
siapa yang menjemput ?....
tak ada yang dapat mewakilkan diri untuk menjemput hidayah.. 
kitalah sendiri yang harus berusaha mencarinya, menjemputnya, dan membuka hati untuk menerima NUR IMAN atau cahaya keimanan dari Allah swt melalui kegiatan-kegiatan dan aktivitas yang mampu "menyeret" kita kepada telaga keimanan kepadaNya, sehingga hidayah pun segera menghampiri..
seperti dalam Surah Fatiir : 10 yang artinya :
" Sesiapa yang mahukan kemuliaan (maka hendaklah ia berusaha mencarinya dengan jalan mematuhi perintah Allah), kerana bagi Allah jualah segala kemuliaan. Kepada Allahlah naiknya segala perkataan yang baik (yang menegaskan iman dan tauhid, untuk dimasukkan ke dalam kira-kira balasan), dan amal yang soleh pula diangkatnya naik (sebagai amal yang makbul - yang memberi kemuliaan kepada yang melakukannya). Dan sebaliknya : orang-orang yang merancangkan kejahatan (untuk mendapat kemuliaan), adalah bagi mereka azab seksa yang berat; dan rancangan jahat mereka (kalau berkesan) akan rosak binasa." (Q'S Fatiir : 10)


Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, pada suatu hari Rasulullah s.a.w telah membacakan ayat 22 dari surah Az-Zumar yang bermaksud :
"Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama islam lalu dia mendapat cahaya dari tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu)? maka celakalah hati mereka yang membatu untuk mengingati Allah. mereka itu dalam kesesatan yang nyata"
Maka para sahabat menanyakan kepada Rasulullah;"Ya Rasulullah, bagaimanakah caranya mengetahui dilapangkan atau di buka oleh Allah?
Baginda menjawab;" Bila hati seseorang sudah masuk kedalamnya NUR (cahaya iman) maka dia akan menjadi lapang dan terbuka."
Para sahabat bertanya lagi;" Apakah tandanya hati yang terbuka dan lapang itu ya Rasulullah."
Baginda menjawab;" Fokus perhatiannya sangat kuat terhadap kehidupan yang kekal dan abadi di akhirat dan tumbuh kesedaran yang tinggi terhadap tipu daya kehidupan dunia, lalu dia berkerja keras mempersiapkan bekalan menghadapi mati sebelum datangnya mati itu"
______
Ya Kawan... USAHA! itulah yang kini harus kita lakukan untuk mendapatkan hidayah kemudian berujung pada Kemuliaan di sisi Robbul 'Izzati...
contoh kasus penyalahartian makna hidayah kebanyakan kita ...
" kok kamu ga pke jilbab sih, kan kk dan adik-adikmu semua pke..??"
dijawab : "aahhh... biasalah belum dikasih hidayah ma Allah.., sepertinya abiz nikah aja deh pke jilbabnya.."
ramai kawan saya dan ramai pula saya perhatikan artis-artis cantik di televisi yang menjadi Idola remaja mengatakan seperti itu... itulah wujud Syaiton... mereka menyebarkan keburukan melalui apapun, dan melalui hal/seseorang yang kita suka ataupun kita cintai di dunia ini sekalipun... na'udzubillah...
jujur... saya sangat tidak sepakat banget! dengan kata-kata seperti itu..
ibarat kita benar-benar lapar, makanan tak ada satupun yang masuk ke dalam perut ini semenjak pagi kemarin, bayangkan betapa lapar dan kacaunya fikiran saat itu. Orang berakal dan berilmu tahu bagaimana cara mendapatkan makanan, mereka akan tahu bagaimana cara membuat mereka kenyang, mereka akan tahu bagaimana cara tidak membiarkan diri mereka mati dalam keadaan kelaparan...
Jawabannya adalah USAHA... tak mungkin hanya duduk diam, mojok dikamar sambil menangis...mengharapkan ada makanan turun dari langit, tanpa bayar dan serta merta menjadi kenyang.. itulah mengapa kata "Cara" diatas benar-benar harus dijadikan perhatian, bahwa semua yang ingin kita dapatkan ada "Cara"nya, ---- Cara berarti usaha....
begitulah jika ingin mendapatkan Hidayah.... banyak cara (usaha) yang harus manusia lakukan untuk mendapatkannya.
mungkin sebagian orang berpendapat begitu mudahnya mendapatkan hidayah...jangan sangka bahwa ketika kita sudah rajin sholatnya, puasa sunnahnya, dan ibadah-ibadah lainnya, kita telah mendapat hidayah Allah. jangan sangka pula bahwa jika kita telah berjilbab, selesailah tugas mencari hidayah itu. ya kadang mungkin banyak pendapat mengatakan bahwa mencari hidayah itu mudah, namun tahukan kawan, bahwa beristiqomah agar hidayah itu terus dan tetap terpatri dalam hati, jiwa dan fikiran kita.... Itulah yang paling sulit!
kawan... Jom cari, kejar dan istiqomahkan Hidayah yang telah ada dalam diri kita...
karena kita tak akan tahu, bilakah maut akan jemput kita..
bilakah sakit akan mendera kita...
bilakah kepayahan akan mendatangi kita...
sehingga memperkecil kesempatan kita menemukanNya,
memperkecil kesempatan kita mengejar cintaNya,
memperkecil kesempatan kita untuk bisa lebih Qoriib denganNya...
Jom, aminkan do'a ini untuk kebaikan kita semua...
"Bismillahirahamanirahim,Ya Allah, sinarilah hati kami dengan cahaya hidayah-Mu sebagaimana engkau kurniakan cahaya kepada matahari dan bulan, Dan janganlah engkau sesekali membolak balikkan hati-hati kami setelah engkau masukkan cahaya kepadanya" aamiiin...aamiin Ya Robbal 'alamiin.....................



sumber: http://jannahcounselling.blogspot.com/2012/09/hidayah-itu-dijemput-barulah-didapat.html

Jumat, 03 Mei 2013

membuat file pdf

Cara membuat file PDF (office ke PDF)

convert-word-to-pdf
 buat file  pdf tanpa pikir panjang apa salah nya berbagi cara membuat file pdf juga ke agan2 sekalian :D :) .
Disini saya menggunakan microsoft office, dengan cara menyimpan file office ke file PDF kira-kira udah pada tau belom caranya nieh ;) ? ….ok dech tanpa banyak basabasi langsung saja saya bagikan trik nya, yang pertama agan perlu download software khusuh dari microsoft,tenang ukuranya kecil kok ga nyampai 1 MB nih link nya langsung download aja ya GOOO..!!!
nah setelah di download langsung install aja mudah kok tinggal next2 aja kalau sudah terinstall cara selanjutnya agan tinggal membuat file di M.office lalu klik Office Bottom > Save As > PDF or XPS
Beri nama file anda lanjut klik PUBLISH selesai dech :) 


MS. Office Word 2007
  • Buka Office Word 2007
  • Tulislah artikel yang ingin dijadikan PDF
  • Lalu klik Office Button
  • Pilih Save As dan klik tanda anak panahnya
MS. Office Word 2007
  • Pada gambar diatas terlihat jelas pada tanda persegi panjang merah bahwa add ins-nya belum diinstal
  • Instal add ins-nya terlebih dahulu
  • Jika add ins-nya sudah diinstal maka tampilan Save As-nya akan berubah seperti ini

MS. Office Word 2007

  • Klik pada “PDF” jika ingin menyimpan file dokumen Word Anda ke dalam format PDF
MS. Office Word 2007
  • Tentukan lokasi tempat penyimpanan file PDF Anda
  • Lalu klik Publish
  • Selesai
MS. Office Word 2010
  • Buka Office Word
  • Tulislah artikel yang ingin dijadikan file PDF
  • Lalu klik tab File dan klik Save As
MS. Office Word 2010
  • Pada Save as type klik menu dropdown dan pilih PDF
  • Tentukan lokasi tempat penyimpanan file PDF Anda
  • Selanjutnya klik Save
  • Selesai:





Pengikut